Senin, 17 Juni 2013

Kwetiaw Akang Medan

Kwetiaw Akang Medan







Perut sudah krucukan belum makan padahal waktu sudah menunjukan pukul 08.00. Enaknya makan di mangga besar kalau malam-malam begini.  Maka saya melajukan motor kharisma saya ke distrik Mangga Besar. Sesampainya di Mangga Besar, mata saya langsung tertuju pada Kwetiaw Akang yang merupakan salah satu favorit saya. Langsung saya parkir motor dan memesan Kwetiawnya. 

Tempatnya cukup bersih dan tidak terlalu ramai, beda dengan kwetiaw sapi mangga besar.  Konon Si Akang ini datang dari Medan….ya iya dunk, kan namanya Kwetiaw Akang Medan pastilah dari Medan. Keunikan Kwetiaw Akang ini adalah campuran panggang babinya yang manis dan tidak terlalu berminyak.


























Setelah Kwetiaw disajikan, dapat saya lihat bahwa isinya sangat beraneka ragam mulai dari irisan baso ikan, telur orak arik, irisan panggang babi, udang dan lapcong. Tauge dan sawi membuat tampilan kwetiaw ini tambah oke dan rasanya…hemm.  Udang yang sudah di kupas kulitnya pun ukurannya agak besar, membuat kita lebih mudah memakannya tanpa perlu memisahkan kulitnya.

Kwetiaw Akang Mangga Besar rasanya agak sedikit lebih asin di bandingkan yang di Kelapa Gading. Jika di  kelapa Gading rasanya lebih manis. Mungkin karena panggang babinya lebih banyak. Disini juga disediakan mie tomat special, mie goring telur bebek dan nasi siram brokoli yang rasanya tak kalah enaknya.

Harga : Kwetiaw Komplit Rp 28.000
              Es Teh Rp 3.000
Lokasi : JL. Mangga Besar Raya No. 2 C
              Jakarta-Barat
              Telp: (021) 6231 7072 – 6800 2133

             JL. Muara Karang Blok Z – 6 Selatan No. 21
             Jakarta-Utara
             Telp: (021) 661 0359 – 668 1659

             JL. Boulevard Raya Blok TN-II No. 36
             Kelapa Gading, Jakarta-Utara
             Telp: (021) 450 8888

             JL. Taman Palem Lestari Blok A. 37/15
             Cengkareng, Jakarta-Barat
             Telp: (021) 559 58613

             JL. S. Iskandar Muda No. 25 E)
             Arteri Pondok Indah (Sebelah Hyundai, Jakarta-Selatan
             Telp: (021) 729 1664

             JL. Pasar Kembang Ruko Grand Flower 4/1B
             Surabaya
             Telp: (031)535 7727, (031) 701 40588
           
Jam buka : Hari biasa jam 16.00 - 01.00
                 Malam Minggu 16.00 - 01.30









Sate Pertamina

Sate Pertamina


























Dinamakan demikian karena sate nya di olesi dengan bensin premium dan di bakar dengan pertamax (boong bgt). Sebenernya karena tempat jualannya di seberang pom bensin pertamina…hahahha. Waktu itu kebetulan jumat malam, jadi saya di ajak si aliong hunting makanan. Aliong kebetulan jagonya makanan jadi di bawalah saya ke sini. Tempatnya tergolong ramai untuk ukuran jualan sate.

Sewaktu saya tiba, asap dari bakarannya sungguh banyak sekali. Untung mereka memesang ventilasi besar jadi tidak terlalu parah-parah amat. Disini ada sate ayam dan sate kambing. Saya langsung pesan sate ayam dengan lontong. Tak lupa terlebih dahulu aliong memesankan kepada mas nya untuk tidak gosong.


























Tak lama kemudian makanan datang, menurut saya yang membuat sate ini terkenal selain karena tekstur dagingnya lembut di tambah dengan sau kacangnya yang benar-benar kental dan halus. Tidak tampak ada butiran butiran kacangnya. Sausnya sangat manis di lidah. Lontongnya pun lebih padat dan dipotong tidak terlalu besar sehingga pas di mulut.
  
Sate Pertamina
Lokasi : Jl. Kyai Maja No. 21
               Jakarta Selatan
Harga : Sate ayam Rp 17.000
                Lontong Rp 3.000





Tidung

Wisata Tidung

Wisata pergi ke Tidung yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sebelumnya akan saya jelaskan dahulu apa itu Tidung. Tidung adalah sebuah pulau yang termasuk dalam kawasan Kepulauan Seribu. Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang.
Sebelum berangkat, saya mensurvey di internet terlebih dahulu mengenai pulau Tidung, mulai dari penginapan, fasilitas dan transportasi menuju ke sana. UnBeruntungnya saya menemukan seorang guide yang namanya Ayong. Dia menawarkan mulai dari mengurus semuanya mulai dari memesan penginapan, acaranya sampai tiket kapal laut menuju tidung juga. Karena berpergian dengan 4 orang temen saya, maka si ayong memberikan harga Rp 350.000 Per orang dengan fasilitas yang di berikan mulai dari Tiket PP dari pelabuhan Muara Angke – Tidung, Penginapan, Sepeda, Alat Snorkling, Kapal menuju Spot Snorkling, Makan 3x, BBQ. Cukup Murah Kan? Tapi jika ingin lebih mandiri, ini beberapa daftar penginapan yang ada di Tidung :
·         Homestay Mutiara – HP 0815 1019 4188
·         Nasykev Homestay – HP 0815 7477 7403
·         Losmen 5 Saudara (H.Abdul Hamid) – HP 0858 8874 2129
·         Penginapan Anggun -  HP 0815 8446 9772/ 0858 8866 2196
·         Penginapan Audi – HP 0858 1460 6857
·         Penginapan Banny – HP 0858 1421 8470
·         Penginapan Husbana – HP 0858 1430 4633
·         Penginapan Kautsar – HP 0858 1330 5090
·         Penginapan Natasya – HP 0858 8015 942
·         Penginapan RHS – HP 0815 1127 1540
·         Penginapan Samudra – HP 0815 8561 9667
·         Penginapan Saradita – HP 0816 1962 072
·         Tias Homestar – HP 0858 1187 0241
·         Pak Wardi – HP 0856 9356 5464
·         Ayong – HP 0858 8591 3776

Jam Setengah 4 pagi saya sudah bangun untuk bersiap-siap pergi sambil menunggu ke empat teman saya yang lain. Untuk perjalanan ke Tidung ini saya mengajak Adrian, Yuki, Denis dan Leonard teman semasa perkuliahan dulu. Untunglah mereka on time sehingga mereka sudah tiba di rumah saya jam setengah 5 dan kami langsung berangkat ke Pelabuhan Muara Angke. Sebenarnya ada dua rute untuk ke Tidung, bisa melalui muara angke atau juga bisa melalui pelabuhan marina di Ancol. Mempertimbangkan biaya masuk ancol cukup mahal, maka saya memilih rute Muara Angke. Sesampainya di pelabuhan Muara Angke kami langsung mencari kapal yang menuju Tidung. Ada sekitar 4-6 Kapal.

Kapal-kapal yang berangkat ke pulau Tidung:
1.       Anterja
2.       Cahaya Laut
3.       Bisma 2
4.       Zahro
5.       Madina+
6.       Kurnia 1

Kapal ini berangkatnya jam 7 pagi, biasanya kalau sudah penuh mereka langsung berangkat walau belum jam 7. Kami memilih Anterja karena berangkat lebih dahulu dari kapal yang lain. Kapal berangkat jam 7 dan perjalanan di tempuh selama dua setengah jam ke pulau Tidung. Untungnya sebelum berangkat saya sudah minum antimo jadi tidak terlalu mual dengan goyangan kapal nya. Temen saya si yuki sudah oe-oean di sepanjang perjalanan karena tidak minum antimo. Untuk tiket kapal bisa di beli langsung di kapal. Tapi karena saya sudah memakai jasa si ayong, maka si mas ayong yang akan membayar tiketnya di pelabuhan tidung. Saya tinggal memberikan no telepon si ayong dan tukang karcis setuju.

Sesampainya di Pelabuhan Tidung, si mas Ayong sudah menunggu di gerbang pelabuhan dan menyambut kami. Lalu mas ayong mengantarkan kami ke Penginapan yang sudah di pesannya tidak jauh dari pelabuhan. Sesampainya kami beristirahat terlebih dahulu karena lelah dari perjalanan di kapal tadi dan menyantap makanan yang telah di sediakan penginapan. 30 menit kemudian mas ayong datang dengan membawa sepeda dan acara pertama kami adalah bersepeda mengelilingi pulau Tidung.

Udaranya cukup sejuk walau cuacanya agak terik. Mas Ayong membawa kami ke icon pulau Tidung yaitu Jembatan Cinta yang berada di ujung Pulau Tidung besar. Dia mengatakan kalau belum terjun dari jembatan cinta belum bisa dikatakan ke Tidung. Ada beberapa turis yang berani melompat dari Jembatan cinta tersebut. Saya sebenarnya tergoda juga tapi males juga kalau cuman sendiri hehehe. Setelah foto-foto sebentar, tidak terlalu lama karena teriknya sinar matahari, kami mampir ke warung pantai dan minum es kelapa dingin sambil ngobrol dengan si mas ayong. Bedasarkan dari percakapan dengan mas Ayong, ternyata Pulau Tidung Kecil di gunakan untuk perkebunan, Kelapa yang kami minum pun berasal dari Pulau Tidung Kecil.



Setelah kembung minum air kelapa, maka kami balik ke penginapan untuk acara selanjutnya snorkeling. Sementara mas ayong menyiapkan peralatan snorkeling, kami pun menyiapkan diri dengan mengolesi sun block agar kulit tidak terlalu terbakar. Tak lama kemudian mas ayong datang dengan perlengkapan snorkeling dan membawa kami ke kapal yang telah di janjikan berdasarkan kesepakatan dengan mas ayong, kalau jumlah anggota yang ikut 5 atau lebih maka akan di sewakan kapal untuk mengantar kami ke spot snorkeling.



Perjalanan memakan waktu 20 menit menuju tempatnya yang berada di sekitar pulau Payung. Setelah mas ayong memberikan instruksi maka kami pun langsung nyebur ke air. Bagi yang tak bisa berenang tidak periu khawatir karena di sediakan pelampung sehingga kita tetap bisa mengambang.



Pemandangan melihat terumbu karang cukup mengasikan, melihat berbagai jenis karang yang berbeda-beda ditambah dengan memberi makan ke ikan-ikan kecil. Disini kita harus hati-hati dengan batu karangnya karena sangat tajam. Kaki saya tergores batu karang 2-3 kali karena terlalu dekat dengan perairan dangkal.
Setelah puas snorkeling, kami di bawa ke pulau Payung untuk makan. Ada beberapa warung makanan yang menu nya hampir sama seperti mi atau bakso. Rencananya setelah ini akan menuju spot ke 2 snorkeling di Tidung kecil tapi karena kami ingin naik banana boat maka kami lewatkan dan langsung menuju area banana boat. Untuk 1 orang di kenakan biaya Rp 35.000. Tidak terlalu mahal mengingat saya pernah ke anyer dan di kenakan biaya Rp 250.000 per 1 tarikan.

Setelah puas naik banana boat tadi kami bermaksud naik kano tapi karena sudah sore kami lanjutkan ke acara melihat matahari terbenam sambil foto-foto dan setelah itu balik ke penginapan.
Acara malamnya adalah BBQ, Tadinya acara ini hamper batal karena si mas ayong belum mendapat ikan dari hasil memancing. Tapi ternyata kami di bawa ke sebuah café (lebih tepatnya si warung makanan) dan surprise, selain ikan dia juga mendapat cumi. Ikannya di bakar sedangkan cuminya di goreng jadi seperti Kentucky. Rasanya cukup enak untuk ikannya dan enak untuk cuminya walau agak sedikit asin.


Rencana selanjutnya adalah menikmati keindahan malam hari di pulau Tidung tapi si mas ayong sepertinya agak malas untuk mengantar kami ke sana. Menurut saya dia lagi pengen nonton sepak bola yang akan ada jam 10 malam…….dasar.

Karena si Yuki juga mau nonton bola Chelsea vs apa gitu maka balik kepenginapan dan main kartu sambil nonton bola. Tapi nasib kurang mujur untuk nonton. Penginapannya sering ngejepret atau mati lampu. Kami kira karena listriknya kurang kuat maka kami matikan lampu kamar tidur dan wc. Namun lampu nya mati lagi untuk ke 2x nya. Si yuki lalu bilang “kalau gitu matiin acnya aja, Chelsea tanpa ac lebih enak”, saya dan yang lain ogah karena udaranya cukup panas lalu yang lain menggombal “ac tanpa Yuki aja”. Alhasil walau Acnya di matikan tetap mati lampu atau TV nya di matikan tetap mati lampu juga. Setelah menghubungi pemilik penginapan, ternyata kuota listriknya memang tidak kuat. Jelas aja ga kuat, orang kuota 1 penginapan di bagi untuk 2 penginapan jadi terpaksa kami memakai kipas angin saja.

Keesokan harinya kami bagun jam 5 untuk menikmati sunrise atau matahari terbit. Keputusan membawa jaket adalah tepat karena udaranya cukup dingin. Tempat terbaik untuk melihat matahari terbit adlaah di jembatan cinta. Setelah puas melihat matahari terbit, kami berjalan menyusuri Tidung kecil dan menikmati keindahannya. Tadinya setelah ini kami mau melanjutkan bermain kano namun waktunya tidak cukup karena kapal yang menuju angke akan berangkat jam 11. Maka kami cancel bermain kanonya dan pergi mencari suvenir dan berfoto-foto. Jam setengah 11 kami di antar mas ayong kembali ke pelabuhan dan kami kembali ke Jakarta.

 





Indomie Abang Adek

Indomie Abang Adek


























Hari Jumat malam di kantor rasanya bete banget. Orang lain pada jalan-jalan bersama cowok cewek mereka, saya malah harus mengerjakan laporan keuangan 3 bulanan yang di perintahkan atasan saya. Jam sudah menunjukan jam 7 malam, Perut sudah kruyukan. Wajar karena belum makan malam, maka saya putuskan untuk mengerjakan laporannya besok sabtu saja mumpung deadlinenya hari senin.

Lalu saya mengajak temen kantor saya yang bernama sugiarto yang kerab di panggil sugi untuk menemani saya makan malam. Tak butuh waktu lama menghasut nya untuk meninggalkan kerjaannya karena dia sendiri juga sudah kelaparan. Saya memutuskan untuk pergi ke warung makan indomie abang adek yang terletak di belakang itc roxy mas.
Sesampainya di sana, warungnya sangat penuh dengan pelanggan dan tidak ada meja yang tersisa.


Kami pun menunggu sampai ada yang selesai makan. Percobaan pertama saya untuk mendapatkan meja gagal, karena diambil oleh sekelompok orang berseragam yang tampaknya seperti sales motor.Cukup lama juga kami menunggu dan sugi sudah mengajak saya untuk makan di tempat lain, tapi saya belum menyerah dan mengatakan untuk menunggu 10 menit lagi. Percobaan kedua saya berhasil mendapatkan meja. Meja yang tadi sudah di tempati oleh para sales tersebut di kosongi, karena ada meja kosong yang lebih besar sehingga mereka meninggalkan meja mereka. Nyaris saya tidak dapat meja lagi karena ada anak kecil yang juga mengincar meja yang sama. Malu sama umur ah, masa sama anak kecil saja kalah, maka saya taruh tas saya di meja itu untuk menandakan saya doloan disini dan anak tersebut pun lari ke mama nya yang menunggu di sudut.
Dengan cuek, saya duduk dan melihat menu yang sudah saya minta dari pelayannya. Untuk ukuran warung makan, ini termasuk cukup komplit juga. Warung abang adek menyediakan ayam, bebek, pecel, tahu, tempe, ati ampela, usus, pete, sayur asam dan tentu nya indomie goreng dan rebusnya. Karena warung abang adek ini terkenal dengan indomie pedasnya maka saya memesan indomie. Indomienya memiliki rasa pedas yang berbeda, mulai dari sedang, pedas, gila, garuk dan yang paling parah adalah mampus. Karena 2 bulan lalu saya pernah di pesani teman indomie goreng pedas garuk yang membuat saya garuk-garuk kepala saking pedasnya maka saya memutuskan memesan indomie goreng pedas sedang dengan tambahan kornet dan keju sedangkan sugi memesan indomie indomie goreng telur dengan tambahan nasi.

Sambil menunggu saya melihat sekeliling, banyak orang memesan indomie goreng dan nasi uduk dengan ayam/ bebek. Kebetulan di meja di seberang saya duduk cewek cantik sehingga pemandangannya tidak begitu membosankan.

Tak lama kemudian indomie pesanan saya dan sugi datang. Indomie saya tertutupi oleh parutan keju dan kornet yang tampaknya cukup mengiurkan. Kami pun mulai makan. Dua sampai tiga suapan pertama, pedas sedang ini tak terlalu pedas di bandingkan dengan pedas gila yang di pesani teman saya. Hingga Sisa setengah, mulai terasa pedasnya. Bibir saya sudah mulai perih dan sudah mulai minum es teh yang sudah kami pesan. Jika di lihat dari bentuknya cabainya, warung abang adek ini menggunakan cabai rawit biasa namun dalam jumlah cukup banyak. 

























Sedangkan teman saya sugi sudah mengelap keringat beberapa kali dan mengatakan “ wah gila, pedes banget…untung pakai nasi jadi ga begitu terasa” namun dia menghentikan aktivitas makan nya, menunggu sampai bibir nya tidak perih. Saya sendiri sudah memesan es teh tambahan karena sudah tidak tahan dengan pedasnya.

Butuh 20 menit untuk kami menghabisi indomie tersebut, bukan karena porsinya tapi pedasnya yang terpaksa membuat kami beristirahat sejenak untuk mendinginkan bibir.  Saya membayar Rp 18 ribu untuk indomie pedas sedang kornet keju saya plus dua es teh dan sugi membayar 12 ribu untuk indomie goreng pedas sedang telor plus nasi dan es teh.
Secara keseluruhan, rasa indomienya sama saja dengan yang di rumahan hanya saja perbedaannya dari pedasnya. Kalau di rumah pakai cabai botol, di warung abang adek ini memakai cabai rawit.
Sekedar info, warung abang adek ini juga mengadakan lomba makan indomie pedas mampus berhadiah.

Indomie Abang Adek
Jl. Mandala utara no 8
Tomang, Jakarta Barat
Harga: 6-23 rb