Wisata
Tidung
Wisata pergi ke Tidung yang saya
tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sebelumnya akan saya jelaskan dahulu apa
itu Tidung. Tidung adalah sebuah pulau yang termasuk dalam kawasan Kepulauan
Seribu. Pulau ini terbagi dua yaitu,
Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini
berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap
terumbu karang.
Sebelum
berangkat, saya mensurvey di internet terlebih dahulu mengenai pulau Tidung,
mulai dari penginapan, fasilitas dan transportasi menuju ke sana.
UnBeruntungnya saya menemukan seorang guide yang namanya Ayong. Dia menawarkan
mulai dari mengurus semuanya mulai dari memesan penginapan, acaranya sampai
tiket kapal laut menuju tidung juga. Karena berpergian dengan 4 orang temen
saya, maka si ayong memberikan harga Rp 350.000 Per orang dengan fasilitas yang
di berikan mulai dari Tiket PP dari pelabuhan Muara Angke – Tidung, Penginapan,
Sepeda, Alat Snorkling, Kapal menuju Spot Snorkling, Makan 3x, BBQ. Cukup Murah
Kan? Tapi jika ingin lebih mandiri, ini beberapa daftar penginapan yang ada di
Tidung :
·
Homestay Mutiara – HP 0815 1019 4188
·
Nasykev Homestay – HP 0815 7477 7403
·
Losmen 5 Saudara (H.Abdul Hamid) – HP 0858 8874 2129
·
Penginapan Anggun - HP 0815 8446
9772/ 0858 8866 2196
·
Penginapan Audi – HP 0858 1460 6857
·
Penginapan Banny – HP 0858 1421 8470
·
Penginapan Husbana – HP 0858 1430 4633
·
Penginapan Kautsar – HP 0858 1330 5090
·
Penginapan Natasya – HP 0858 8015 942
·
Penginapan RHS – HP 0815 1127 1540
·
Penginapan Samudra – HP 0815 8561 9667
·
Penginapan Saradita – HP 0816 1962 072
·
Tias Homestar – HP 0858 1187 0241
·
Pak Wardi – HP 0856 9356 5464
·
Ayong – HP 0858 8591 3776
Jam Setengah 4 pagi saya sudah bangun untuk bersiap-siap pergi sambil menunggu ke
empat teman saya yang lain. Untuk perjalanan ke Tidung ini saya mengajak
Adrian, Yuki, Denis dan Leonard teman semasa perkuliahan dulu. Untunglah mereka
on time sehingga mereka sudah tiba di rumah saya jam setengah 5 dan kami
langsung berangkat ke Pelabuhan Muara Angke. Sebenarnya ada dua rute untuk ke
Tidung, bisa melalui muara angke atau juga bisa melalui pelabuhan marina di
Ancol. Mempertimbangkan biaya masuk ancol cukup mahal, maka saya memilih rute
Muara Angke. Sesampainya di pelabuhan Muara Angke kami langsung mencari kapal
yang menuju Tidung. Ada sekitar 4-6 Kapal.
Kapal-kapal yang berangkat ke pulau Tidung:
1.
Anterja
2. Cahaya Laut
3. Bisma 2
4. Zahro
5. Madina+
6.
Kurnia 1
Kapal ini berangkatnya jam 7 pagi, biasanya kalau sudah
penuh mereka langsung berangkat walau belum jam 7. Kami memilih Anterja karena
berangkat lebih dahulu dari kapal yang lain. Kapal berangkat jam 7 dan
perjalanan di tempuh selama dua setengah jam ke pulau Tidung. Untungnya sebelum
berangkat saya sudah minum antimo jadi tidak terlalu mual dengan goyangan kapal
nya. Temen saya si yuki sudah oe-oean di sepanjang perjalanan karena tidak
minum antimo. Untuk tiket kapal bisa di beli langsung di kapal. Tapi karena
saya sudah memakai jasa si ayong, maka si mas ayong yang akan membayar tiketnya
di pelabuhan tidung. Saya tinggal memberikan no telepon si ayong dan tukang
karcis setuju.
Sesampainya di Pelabuhan Tidung, si mas Ayong sudah
menunggu di gerbang pelabuhan dan menyambut kami. Lalu mas ayong mengantarkan
kami ke Penginapan yang sudah di pesannya tidak jauh dari pelabuhan.
Sesampainya kami beristirahat terlebih dahulu karena lelah dari perjalanan di
kapal tadi dan menyantap makanan yang telah di sediakan penginapan. 30 menit
kemudian mas ayong datang dengan membawa sepeda dan acara pertama kami adalah
bersepeda mengelilingi pulau Tidung.
Udaranya cukup sejuk walau cuacanya agak terik. Mas Ayong
membawa kami ke icon pulau Tidung yaitu Jembatan Cinta yang berada di ujung
Pulau Tidung besar. Dia mengatakan kalau belum terjun dari jembatan cinta belum
bisa dikatakan ke Tidung. Ada beberapa turis yang berani melompat dari Jembatan
cinta tersebut. Saya sebenarnya tergoda juga tapi males juga kalau cuman sendiri
hehehe. Setelah foto-foto sebentar, tidak terlalu lama karena teriknya sinar
matahari, kami mampir ke warung pantai dan minum es kelapa dingin sambil
ngobrol dengan si mas ayong. Bedasarkan dari percakapan dengan mas Ayong,
ternyata Pulau Tidung Kecil di gunakan untuk perkebunan, Kelapa yang kami minum
pun berasal dari Pulau Tidung Kecil.
Setelah
kembung minum air kelapa, maka kami balik ke penginapan untuk acara selanjutnya
snorkeling. Sementara mas ayong menyiapkan peralatan snorkeling, kami pun
menyiapkan diri dengan mengolesi sun block agar kulit tidak terlalu terbakar.
Tak lama kemudian mas ayong datang dengan perlengkapan snorkeling dan membawa
kami ke kapal yang telah di janjikan berdasarkan kesepakatan dengan mas ayong,
kalau jumlah anggota yang ikut 5 atau lebih maka akan di sewakan kapal untuk
mengantar kami ke spot snorkeling.
Perjalanan
memakan waktu 20 menit menuju tempatnya yang berada di sekitar pulau Payung.
Setelah mas ayong memberikan instruksi maka kami pun langsung nyebur ke air.
Bagi yang tak bisa berenang tidak periu khawatir karena di sediakan pelampung
sehingga kita tetap bisa mengambang.
Pemandangan
melihat terumbu karang cukup mengasikan, melihat berbagai jenis karang yang
berbeda-beda ditambah dengan memberi makan ke ikan-ikan kecil. Disini kita
harus hati-hati dengan batu karangnya karena sangat tajam. Kaki saya tergores
batu karang 2-3 kali karena terlalu dekat dengan perairan dangkal.
Setelah
puas snorkeling, kami di bawa ke pulau Payung untuk makan. Ada beberapa warung
makanan yang menu nya hampir sama seperti mi atau bakso. Rencananya setelah ini
akan menuju spot ke 2 snorkeling di Tidung kecil tapi karena kami ingin naik
banana boat maka kami lewatkan dan langsung menuju area banana boat. Untuk 1
orang di kenakan biaya Rp 35.000. Tidak terlalu mahal mengingat saya pernah ke
anyer dan di kenakan biaya Rp 250.000 per 1 tarikan.
Setelah
puas naik banana boat tadi kami bermaksud naik kano tapi karena sudah sore kami
lanjutkan ke acara melihat matahari terbenam sambil foto-foto dan setelah itu
balik ke penginapan.
Acara
malamnya adalah BBQ, Tadinya acara ini hamper batal karena si mas ayong belum
mendapat ikan dari hasil memancing. Tapi ternyata kami di bawa ke sebuah café
(lebih tepatnya si warung makanan) dan surprise, selain ikan dia juga mendapat
cumi. Ikannya di bakar sedangkan cuminya di goreng jadi seperti Kentucky.
Rasanya cukup enak untuk ikannya dan enak untuk cuminya walau agak sedikit
asin.
Rencana
selanjutnya adalah menikmati keindahan malam hari di pulau Tidung tapi si mas
ayong sepertinya agak malas untuk mengantar kami ke sana. Menurut saya dia lagi
pengen nonton sepak bola yang akan ada jam 10 malam…….dasar.
Karena si
Yuki juga mau nonton bola Chelsea vs apa gitu maka balik kepenginapan dan main
kartu sambil nonton bola. Tapi nasib kurang mujur untuk nonton. Penginapannya
sering ngejepret atau mati lampu. Kami kira karena listriknya kurang kuat maka
kami matikan lampu kamar tidur dan wc. Namun lampu nya mati lagi untuk ke 2x
nya. Si yuki lalu bilang “kalau gitu matiin acnya aja, Chelsea tanpa ac lebih
enak”, saya dan yang lain ogah karena udaranya cukup panas lalu yang lain
menggombal “ac tanpa Yuki aja”. Alhasil walau Acnya di matikan tetap mati lampu
atau TV nya di matikan tetap mati lampu juga. Setelah menghubungi pemilik
penginapan, ternyata kuota listriknya memang tidak kuat. Jelas aja ga kuat,
orang kuota 1 penginapan di bagi untuk 2 penginapan jadi terpaksa kami memakai
kipas angin saja.
Keesokan
harinya kami bagun jam 5 untuk menikmati sunrise atau matahari terbit.
Keputusan membawa jaket adalah tepat karena udaranya cukup dingin. Tempat
terbaik untuk melihat matahari terbit adlaah di jembatan cinta. Setelah puas
melihat matahari terbit, kami berjalan menyusuri Tidung kecil dan menikmati
keindahannya. Tadinya setelah ini kami mau melanjutkan bermain kano namun
waktunya tidak cukup karena kapal yang menuju angke akan berangkat jam 11. Maka
kami cancel bermain kanonya dan pergi mencari suvenir dan berfoto-foto. Jam
setengah 11 kami di antar mas ayong kembali ke pelabuhan dan kami kembali ke
Jakarta.